Oleh: Hanif Marjuni
(Manajer Media dan Komunikasi PT LIB)
RABU sore, 22 November 2023. Cuaca terik di Stadion Batakan, Balikpapan, Kalimantan Timur. Seorang pria paruh baya yang bertubuh kurus, menginjakkan kakinya di rumput lapangan.
Tak lama kemudian, pria itu memasang tali panjang berwarna putih di atas rumput lapangan. Tali itu dipasang lurus dari ujung timur hingga ke ujung barat lapangan. Terkesan presisi.
Pria itu bernama Amir. Ia lahir di Makassar, sekitar 55 tahun yang lalu.
Pekerjaan Amir menjaga dan merawat rumput lapangan di Stadion Batakan. Pemasangan tali itu, katanya, mengawali kegiatan rutinnya setiap merawat rumput lapangan.
“Saya menekuni pekerjaan ini sejak 2017 lalu. Saya bertanggung jawab pada pola, pertumbuhan warna, kondisi rumput sampai dengan rerataan rumput lapangan. Saat ini, ada tim yang membantu, sekitar 10 orang,” terang Amir.
Panas yang terik, bukan halangan berat buat dia. Katanya, itu sudah biasa. Bukannya apa-apa, ada periodisasi perawatan rumput yang harus dilakukan. Entah lapangan dipakai atau tidak, perawatan tetap dilakukan. “Butuh totalitas dan detail. Karena perawatan rumput dan permukaan lapangan itu bisa sensitif. Salah sedikit, risikonya bisa besar,” tambahnya.
Cerita Amir bukan celoteh biasa.
Sore itu, ia dengan tekun meratakan rumput lapangan dengan alat khusus yang sudah disediakan. Tanpa henti-hentinya, ia bolak balik di atas permukaan lapangan. “Ini baru meratakan yang lebar lapangan. Belum meratakan yang panjang lapangan. Akan memakan waktu lebih lama jika meratakan panjangnya. Bisa sampai delapan jam,” ulas dia.
Meratakan permukaan lapangan, jelas butuh ketelitian yang detail. Menurut Amir, sebenarnya ada tantangan yang tak kalah rumitnya ketika menjaga dan merawat rumput lapangan. Di antaranya, menjaga pertumbuhan rumput agar selalu sama serta menentukan pola rumput lapangan. “Polanya bisa berbentuk papan catur atau garis yang berbeda-beda.”
Belum lagi jika ada ‘tamu tak diundang.’ Maksudnya tumbuh rumput liar yang berdampingan dengan rumput utama, Zoysia Matrella. “Kami harus mencabut rumput liar itu atau mematikannya. Apesnya, rumput liar itu kecil. Bayangkan jika harus memerhatikannya di seluruh permukaan lapangan,” tegas dia.
Di sela-sela meratakan rumput lapangan, Amir juga sempat bercerita panjang tentang perjalanan dia hingga bisa dipercaya menjaga rumput Stadion Batakan. Katanya, ilmu yang dia dapatkan terkait rumput dan perawatannya, tidak didapatkan dengan mudah. Ada proses panjang yang membuatnya paham tentang rumput dengan segala seluk-beluknya.
“Dulu saya sempat bergabung di salah satu perusahaan yang khusus melayani pengelolaan rumput lapangan. Saya pelajari detail bagaimana semua bisa dilakukan. Baru setelah itu, saya terapkan di sini,” urai dia.
Ia pun terus belajar dan belajar. Termasuk ketika sudah dipercaya menangani rumput Stadion Batakan. Malah, jika menemui kendala, Amir yang selalu tampak murah senyum itu, tak segan bertanya pada yang lebih ahli, rekannya dulu yang pernah satu perusahaan. “Biar saya bisa up date ilmunya.”
Perhatian Amir pada kondisi rumput di lapangan Stadion Batakan, pantas diacungi jempol. Dedikasi dan totalitas dia tunjukkan untuk merawat aset dan kebanggaan masyarakat Balikpapan.
Kamis sore, 23 November 2023, tepatnya usai pertandingan Persiba versus PSBS Biak pada Pekan ke-11 Pegadaian Liga 2 2023/24, Amir kembali mengecek kondisi lapangan. Meski cuaca gerimis, ia tetap mengitari lapangan dan mengamati permukaan lapangan secara detail.
Usai Maghrib, pemeriksaan permukaan lapangan sudah selesai ia lakukan. Seperti biasa, dengan senyumannya yang khas, ia berucap, “Terima kasih telah datang di stadion ini. Semoga ke depannya sepak bola Balikpapan bisa megah. Semegah stadion ini.”
Kalimat yang sederhana, tapi sarat makna.
Kalimat yang menggambarkan keinginan tulus dari Amir, sang penjaga rumput Stadion Batakan.