Pesan Penting Dari The Macz Man

Pesan Penting Dari The Macz Man

14 Maret 2023

BRI LIGA 1 2022-2023

Oleh: Hanif Marjuni
(Media and Public Relation Manager PT LIB)


STADION BJ Habibie, 5 Maret 2023. Sore itu, stadion yang terletak di Parepare tersebut tengah digunakan untuk menggelar laga pekan ke-28 BRI Liga 1 2022/2023. Pertandingannya: PSM Makassar versus Persis Solo.

Suasana cukup terik. Sekitar pukul 14.00 WITA, stadion masih sepi. Tak banyak penonton yang masuk ke stadion. Apalagi penonton yang mengantongi tiket di tribun timur. Kalau pun ada penonton, lebih banyak di VIP atau tribun barat yang ada atapnya.

Suasana agak berubah pada sekitar setengah jam kemudian. Beberapa kelompok mulai memasuki tempat yang sudah ditentukan. Di tribun timur, dipenuhi penonton dengan dominan atribut yang berwarna merah. Sedangkan di utara, dipenuhi pendukung tim dengan warna hitam. Dua kelompok itu sama-sama pendukung tuan rumah. Mereka menyebutnya The Macz Man.

Ada penonton lain di tribun timur dengan identitas dan atribut yang berbeda lagi. Mereka jumlahnya tak banyak. Sekitar 20-30 orang. Kelompok ini suporter Persis Solo, Pasoepati. Mereka berdiri bersebelahan dengan suporter tuan rumah. Tanpa sekat.

Sepanjang pertandingan, suporter kedua tim tetap bersorak sorai. Saling mendukung klub kesayangan. Tanpa ada gesekan, apalagi keributan. 

Dominasi tentu ada di suporter dan pendukung tuan rumah yang memang kuantitasnya jauh lebih banyak. Ditambah lagi, suasana pertandingan yang dramatis. PSM sempat tertinggal dua kali sebelum akhirnya menyudahi dengan kemenangan 3-2.

Pemandangan menarik tersaji saat pertandingan selesai. Semua pemain Juku Eja, masuk ke tengah lapangan membentuk formasi melingkar. Di tengah lingkaran, ada perwakilan suporter dengan sebuah drum untuk dibunyikan kemudian diikuti dengan tepuk tangan seluruh stadion. 

Tapi sebelum itu, ada aksi menyanyikan lagu kebesaran dukungan suporter. Apiknya, sebelum suporter tuan rumah bernyanyi, semua sepakat mempersilahkan suporter tim tamu, Pasoepati untuk bernyanyi terlebih dulu. Bergantian dan saling menghargai. 

Suasana pun adem, penuh pesan perdamaian dan persahabatan.

Prinsip toleransi dan saling menghargai itu ternyata tidak hanya ditunjukkan The Macz Man di dalam stadion saja. Mereka benar-benar menyuguhkan pelayanan yang istimewa. Sebelumnya, Pasoepati, suporter Persis Solo sudah menghubungi pengurus The Macz Man soal kedatangan mereka.

Setelah itu, koordinasi intensif dilakukan. Karena jumlah suporter tim tamu tak banyak, mereka diajak menginap di markas The Macz Man yang berlokasi di Makassar. Besoknya, berangkat bersama ke stadion BJ Habibie di Parepare.

“Mereka ada yang naik bus bersama kami,” terang Mustofa Palolo, Sekjen The Macz Man, Selasa (7/3). “Seperti biasa kami berangkat ke Pare-Pare dengan naik 5 bus. Semua terorganisir. Makan dan tiket pertandingan, selalu kami koordinasikan.”  
  
Rupanya perlakuan yang sama tidak hanya diberikan kepada Pasoepati. Merujuk ke belakang, pada beberapa laga sebelumnya atau bahkan ketika masih berkandang di Stadion Mattoangin, The Macz Man juga melakukan ‘ritual’ yang sama.

“Tahun lalu, pada saat final Piala Indonesia melawan Persija, kami juga berkoordinasi secara intensif dengan The Jak Mania. Bahkan, ketika Bonek datang ke Makassar, kami juga berhubungan baik dengan mereka. Kami suporter cinta damai. Bagi kami, tidak ada musuh. Semua adalah saudara.” 

Khusus untuk Bonek Mania, komunikasi dan sambutannya malah sangat intensif. Sejak turun dari kapal laut, Bonek Mania disambut layaknya saudara. Mereka disediakan tempat untuk menginap (di sekitar stadion, Red) dan konsumsi. 

“Padahal sejarahnya dulu kami sempat bersitegang dengan suporter Persebaya. Tapi karena pendekatan dan keinginan yang sama, sekat itu bisa kita tiadakan. Kini kami harmonis. Di Surabaya pun, kami disambut layaknya saudara,” katanya.

“Bagi tim tamu, stadion kami adalah neraka. Tapi bagi suporter tim tamu, stadion kami adalah surga,” tegas Mustafa, retoris.

Jika kita melihat ke pertandingan di klub-klub lain, sejatinya apa yang ditunjukkan The Macz Man juga ada yang dilakukan kelompok suporter lain. Contohnya, suporter Persita saat menjamu The Macz Man, Senin (13/3). Fakta lain, kala The Jak Mania bertandang ke Aremania atau sebaliknya.

Jujur, pikiran pun melayang. Andai saja semua kelompok suporter punya prinsip yang sama, alangkah indahnya sepak bola kita. Sepak bola yang kental rasa persaudaraan, sepak bola yang mencintai perdamaian.

Semoga.